Di Perteduhan Bambu Itu
Puputan bambu yang bersentuhan
Memercikan alunan riang dirimbunan damai itu
Bebayang yang terkarang di olakan sungai itu
Digetarkan oleh kocakan air
ditimpa ranting-ranting bambu yang jatuh...
Rantingan itu dibawa ke hilir
Meninggalkan perdu itu dengan perlahan
Di perteduhan bambu itu
Bersama gemersik mayapada berlagu
Haruan,puyu,sepat dan keli berhambat-hambatan
menempuh akar-akar bambu yang berseliratan
menyentuh tebingan sungai yang permai
Di perteduhan bambu itu
Burung-burung berkicau
Mandi menyelam
Mengepak sayap
Menyisir tubuh
Yang segar dibasahi air sungai yang nyaman
Mereka riang bermain
Mencari sesuap rezeki
Mengais tanah-tanah gembur diperdu itu
Sambil menyanyi lagu-lagu alam yang merdu
Di perteduhan bambu itu
Tiba-tiba dia tersenyum
Kerana petang itu
Berteduh seorang dara rupawan
Merenung bukit bukau gunung ganang
Merentasi sawah bendang ladang desa yang permai
Air matanya mengalir bersatu
Bersama penuhan sungai itu
Perdu Bambu itu terpaku memandang dara rupawan itu
Jiwanya menjadi pilu lantas tunduk
Sujud pada Kasih Nya
No comments:
Post a Comment